top of page
prepofanelafur

Makalah Amtsal Dan Aqsam Al-Qur’an: Kajian tentang Keindahan dan Kekuatan Al-Qur’an



Judul : Ilmu Tafsir (Edisi Revisi)Penulis : Rosihon AnwarEdisi : Edisi Revisi Cetakan 1Penerbit : Pustaka SetiaDeskripsi Fisik : 216 hlm.; 23 cm.ISBN : 9789790765641Abstrak Informatif :Ilmu tafsir merupakan bentuk tarkib idhafi (kompositum) yang tersusun atas dua kata dasar, yaitu ilmu dan tafsir. Kemudian membentuk ma'na laqabi (makna istilah) sehingga ilmu tafsir menjadi nama suatu disiplin ilmu. Apabila ungkapan ini diuraikan kembali, tiap-tiap penyusunnya memiliki makna dasar relasionalnya. Secara umum, ilmu tafsir adalah ilmu yang bekerja untuk mengetahui arti dan maksud dari ayat-ayat al-Qur'an. Secara epistemologi ilmu tafsir adalah menggabungkan antara naql dan aql atau metode riwayah atau dirayah. Seorang mufassir hendaknya mengedepankan metode naql sebelum aql sepanjang terdapat riwayat yang sahih. Oleh karena itu, secara hierarkis posisi metode naqli menempati posisi utama dalam pembahasan ilmu tafsir.Apabila tidak terdapat riwayat yang dapat dipercaya, peran ijtihad dengan mencurahkan segenap kemampuan nalar dapat dijadikan alternatif terbaik. Apabila tidak dapat dijelaskan dengan metode naql, metode aql berperan penting untuk menjelaskan maksud atau hikmah yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur'an, misalnya ayat-ayat tentang alam semesta.Buku ini dalam pembahasannya terbagi atas 10 bab yang meliputi bab 1 hakikat ilmu tafsir meliputi pengertian ilmu tafsir, objek kajian ilmu tafsir, hubungan antara ilmu at-tafsir, ushul at-tafsir, dan ulum al-Qur'an serta tujuan dan manfaat ilmu tafsir; bab 2 perkembangan ilmu tafsir meliputi pada masa Nabi Muhammad SAW dan pada masa sahabat; bab 3 i'jaz al-Qur'an meliputi pengertian i'jaz al-Qur'an, dasar dan urgensi pembahasan i'jaz al-Qur'an, bukti historis kegagalan menandingi al-Qur'an, mukjizat al-Qur'an berupa gaya bahasa, dan perbedaan pendapat tentang aspek-aspek kemukjizatan al-Qur'an; bab 4 rasm al-Qur'an meliputi pengertian rasm al-Qur'an, rasm Utsmani, hubungan rasm dengan pemahaman al-Qur'an dan menulis al-Qur'an dengan rasm Utsmani; bab 5 qashash (kisah-kisah) al-Qur'an meliputi pengertian, macam-macam qashash al-Qur'an, faedah, ibrah penggunaan nama dan gelar tokoh dalam qashash al-Qur'an, pengulangan qashash al-Qur'an dan hikmahnya serta qashash al-Qur'an dan surat-suratnya; bab 6 amtsal (perumpamaan-perumpamaan) al-Qur'an yang meliputi pengertian, macam-macam, manfaat, penggunaan amtsal sebagai media dakwah dan contoh-contoh amtsal dalam al-Qur'an; bab 7 aqsam (sumpah-sumpah) al-Qur'an meliputi pengertian, unsur-unsur aqsam dan ungkapannya, macam-macam qasam (aqsam), faedah penggunaan aqsam dalam al-Qur'an, hubungan aqsam dengan pemahaman al-Qur'an serta hikmah sumpah dalam al-Qur'an; bab 8 tafsir al-Qur'an meliputi pengertian, macam-macam tafsir berdasarkan metodenya, perangkat tafsir, perkembangan tafsir al-Qur'an, corak-corak tafsir dan contoh-contohnya; bab 9 qawa'id tafsir (kaidah-kaidah penafsiran al-Qur'an) meliputi urgensi qawaid tafsir, pengertian qawa'id tafsir dan ragam kaidah penafsiran al-Qur'an dan pembahasan ditutup pada bab 10 metodologi penulisan dan penelitian tafsir meliputi pengertian metodologi tafsir dan penyusunan proposal baru.Kata Kunci : Ilmu Tafsir, I'jaz al-Qur'an, Amtsal al-Qur'an.Buku ini sudah disunting dengan perbaikan mencakup nama pengarang, pernyataan tanggung jawab, edisi, data koleksi eksemplar, ISBN, klasifikasi, nomor panggil, tajuk subjek dan gambar sampul.




Makalah Amtsal Dan Aqsam Al-Qur’an




1 Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman p-issn: e-issn: Vol. 19, No. 02, Desember 2019, Ani Jailani 1, Hasbiyallah 2 1 Program Study Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2 Dosen Tafsir Tarbawi, Pasca UIN Sunan Gunung Djati Bandung anijailani06@gmail.com ABSTRAK. Proses pendidikan yang menggunakan media amtsal (perumpamaan), dimaksudkan untuk membentuk berbagai premis diharapkan peserta didik mampu untuk merumuskan istimbathnya secara logis, dan melatih daya Ijtihad yang kuat. Sedangkan Qasam merupakan gaya bahasa yang dijunjung tinggi didalam kebudayaan dan kebiasaan bangsa Arab dalam rangka demi menjaga kehormatannya. Dengan bentuk gaya bahasa dengan tujuan untuk menguatkan setiap pernyataan yang disampaikan. Hakikat qasam dalam al-tafsir al- Bayani terdiri dari dua aspek, yaitu etimologi dan terminologi. Dari segi etimologi qasam bermakna sumpah yang benar berbeda dengan kata half yang mengandung arti kebohongan sumpah dan ketidaksungguhan si pengucapnya. Secara terminologi, qasam adalah gaya bahasa dalam al-qur an yang menjelaskan makna sebuah ayat dengan cara penalaran indrawi yaitu pengalihan perhatian (lafitah) dari sesuatu yang dapat dirasakan (hissi) kepada sesuatu yang abstrak. Bentuknya ada dua, yaitu sumpah dengan huruf wau al-qasam dan sumpah dengan huruf la. Fungsi qasam dalam al-tafsir al-bayani telah beralih dari fungsi asalnya yakni untuk mengagungkan atau memuliakan objek sumpah menjadi sebuah retorika bayani yang bertujuan menganalogikan antara muqsam bih dengan jawab al-qasam. Kata kunci: Amtsal, Qasam dan Al-Qur an PENDAHULUAN Al-Qur'an adalah kitab yang diwahyukan Allah untuk memberi petunjuk kepada orang yang berkebajikan, untuk membawa berita tentang penyelamatan kepada orang-orang saleh dan peringatan tentang azab bagi para pelaku kejahatan (Faruq Sherif 2001: 59). Dalam mentransformasikan pesan-pesan Ilahi tersebut, baik berupa kabar gembira ataupun peringatan, melalui al-qur'an Allah menggunakan beberapa media atau metode. Pertama, dengan mengisahkan suatu qishshah atau peristiwa. Metode ini bertujuan agar manusia dapat mengambil pelajaran dari suatu peristiwa. Kedua, dengan menggunakan qasam atau sumpah. Metode ini digunakan untuk mengukuhkan dan meyakinkan pesan yang akan disampaikan. Metode yang ketiga, dengan metode jadal, yaitu berdebat dengan memberikan argumentasi-argumentasi yang tidak dapat dibantah lagi kebenarannya. Dan metode keempat, dengan menggunakan amtsal, yaitu dengan memberikan perumpamaan-perumpamaan agar pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami, dan diresapi, Kempat metode transformasi pesan di atas digunakan untuk mengantisipasi kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran ajaran al-qur'an. Sebab dalam mengapresiasi pesan al-qur'an tersebut terdapat kecenderungan yang berbeda-beda. Ada orang yang mudah Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 19, No. 02, Desember 2019,


2 menerima pesan yang disampaikan dan ada juga yang sulit untuk menerimanya, bahkan ada juga yang enggan menerima kebenaran ajaran al-qur'an. Adapun Penggunaan metode keempat yaitu amtsdl atau matsal bertujuan untuk mendapatkan hakikat-hakikat yang tinggi makna, karena dituangkan dalam kerangka yang baik dan mendekatkan kepada pemahaman. Lebih lanjut, amtsdl merupakan salah satu medium yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk yang hidup dan mantap dalam pikiran, dengan cara menyerupakan sesuatu yang ghaib dengan yang hadir, yang abstrak dengan yang kongkrit dan dengan menganalogikan sesuatu dengan yang serupa. Itulah sebabnya maka amtsal sangat efektif dalam mendorong jiwa untuk menerima apa yang dimaksudkan dan membuat akal merasa puasb1. Bahkan menurut Muhammad Rasyid Ridla (1865 M-1935 M) dalam tafsirnya Al-Manar digunakannya uslub matsal dikarenakan mampu memberikan bekas dan mengaktifkan kemauan berbuat, seolah-olah membisikkan dengan sangat mantap ke telinga si-penerima, sehingga kesan menembus hati, bahkan sampai menyentuh bagian jiwa yang paling dalam. METODOLOGI Metode Penelitian ini ditinjau dari segi jenisnya termasuk penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan melalui riset terhadap berbagai literatur (pustaka) yang berkaitan dengan tema penelitian, Bahasa Tamsil hadis Nabi saw. Pada kitab Riyadhush Shalihin. Sedangkan dari segi analisis data yang dilakukan, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian analitis kritis. 2 Menurut Noeng Muhadjir, penelitian ini adalah model studi pustaka atau teks yang seluruh substansinya memerluk an olahan filosofik atau teoritik yang terkait dengan nilai-nilai (values). 3 Dalam hal ini, kajian hadis ini diarahkan pada aspek teoretis dan praktis. Selanjutnya mengingat fokus kajian ini teori dan langkah - langkah praktis memahami hadis Nabi saw, maka penelitian ini tentunya bersifat kualitatif. Seperti yang diungkap Moleong, bahwa di antara urgensi penerapan penelitian kualitatif adalah untuk pengkajian secara mendalam yang berupaya menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah diketahui. 4 1 Abduh Muhammad dan Rasyid Ridha, Tafsir al-manar, Beirut: Dar almakrifah, 1975 M./1393 H. hal Jujun Suriasumantri, "Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan dan Keagamaan: Mencari Paradigma Kebersamaan, dalam Mastuhu (dkk), Tradisi Penelitian Agama Islam, (Bandung: Nuansa, 1998), h Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), h Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 19, No. 02, Desember 2019,


3 Ani Jailani1, Hasbiyallah2 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGERTIAN AMTSAL DAN QASAM AL-QUR AN 1. Pengertian Amtsal Al-Qur an Sebelum lebih jauh mengkaji pengertian amtsdl al-qur'an, perlu kiranya dijelaskan pengetian amtsal itu sendiri. Kata ا مثال merupakan bentuk jamak dari مثل secara bahasa mempunyai arti yang cukup variatif sesuai dengan bentuk pola/ wazan kata tersebut. Diantaranya adalah ماثل yang berarti menyerupai, مثل) ) yang berarti menyerupakan, mencontohkan, menggambarkan, (تمثل) yang berarti tergambar, terbayang, menjadi contoh, مثل atau مثل yang berarti sama, serupa, contoh, teladan, tipe dan مثال yang berarti model, tipe (Ahmad Warson 1997: ). Secara etimologi kata matsal, mitsal dan matsil berarti sama dengan syabah, syibah dan syabih. Kata matsal juga dipergunakan untuk menunjukan arti keadaan, sifat dan kisah yang mengagumkan 5. Hal ini dapat dilihat dalam ayat-ayat al Qur an antara lain: Qur an surat al Baqarah ayat 17. م ث ل ه م ك م ث ل ٱ لذ ى ٱس ت و ق د ن ار ا ف ل ما ا ض ا ء ت م ا ح و ل ه ۥ ذ ه ب ٱ ب ن ور ه م و ت ر ك ه م ف ى ظ ل م ت لا ي ب ص ر و ن Artinya : Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Abd al-rahman Husein dalam bukunya al Amtsal al-qur'aniyah, وصف الشي بعبارة كلامية نظرا الى ان الا وصف التى بذكر لشي ما ترسم له مثل وصفيا بدلالة تعبيرية "Mensifati sesuatu dengan perkataan perumpamaan, dengan memperhatikan bahwa sifat-siat yang disebutkan bagi sesuatu sebagai simbol baginya, (juga berpa) misal dari sisi sifat dengan petunjuk-pelunjuk perumpaman "( Abd al-rahman Husein Hanbakah al-maydani 1980: 17) Sementara itu, batasan pengertian amtsal Al-Qur an secara terminologi sebagaimana dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut : Menurut Ibn Al Qayyim, amtsal adalah menyerupakan dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya, dan mendekatkan sesuatu yang bersifat abstrak dengan yang bersifat indrawi atau mendekatkan salah satu dari dua yang kongkrit atas yang lainya dan menganggap yang satu sebagai yang lain. Abu Sulaiman dalam mengomentari brbagai detinisi yang dikemukakan oleh ahli amtsal berkata bahwa matsal itu adalah menyamakan keadaan sesuatu dengan keadaan sesuatu yang lain, ngkapannya, bisa brupa isti'arh, tsybih yang shar, atau ayat-ayat yang singkat dengan makna yang dalam (i'jaz). Ahmad Iskandari dan Musthafa 'Inani Bey menjelaskan efinisi amtsal sebagai berikut : المثل قول محكى ساي ر يقصدمنه تشبيه حال الذى حكى فيه بحال الذى قيل لا جله 5 Munir Ahmad, Tafsir Tarbawi Mengungkap Pesan Al Qur an tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2008) h Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 19, No. 02, Desember 2019, 16 26


2ff7e9595c


1 view0 comments

Recent Posts

See All

コメント


bottom of page